Kritik dan saran E-mail ke hkbp_slipi@yahoo.co.id

Renungan


BUKAN TANPA PEMBALASAN!
. . . telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi,
kamu telah memuaskan hatimu . . . .
Jak 5: 4-5a

N
as khotbah hari ini berbicara tentang ancaman Tuhan bagi mereka orang-orang kaya yang tidak adil terhadap orang-orang kecil di sekelilingnya. Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! (ayat 1). Selain soal upah, ancaman itu berkaitan juga dengan pembungkaman kebenaran. Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu. (ayat 6). Ketimpangan dalam materi dan kekuasaan menghadirkan kesewenang-wenangan. Masih jelas di telinga kita apa yang disuarakan Dewan Gereja-gereja se-Dunia lewat AGAPE (Alternative Globalization Adressing People and Earth), tentang bagaimana negara-negara kaya di dunia ini bersama-sama dengan lembaga keuangan dunia seperti IMF (International Monetary Fund) dan WB (World Bank) memanfaatkan keadaan di negara-negara berkembang untuk keuntungan mereka sendiri. Dokumen itu menulis tentang transfer sumber-sumber daya dari Selatan (negara-negara berkembang) ke Utara (negara-negara kreditor / kaya) untuk membayar hutang atau pinjaman mereka. Tahun 1982 Selatan menerima 927 miliar dolar berupa bantuan, kredit, investasi serta pinjaman dan tahun 1990 harus membayar kembali 1,3 triliun dolar untuk bunga dan pokok pinjaman. Sesudah 8 (delapan) tahun, negara-negara debitur seperti Argentina, Zambia dan termasuk Indonesia bukannya lepas dari kemelut perekonomian mereka, malah sebaliknya lebih dalam terikat utang daripada sebelum mendapat pinjaman dari negara-negara kaya tersebut.
Hari ini (Jumat, 9 Juli 2010) Kompas memuat berita tentang teror dan penganiayaan yang dialami seorang aktivis gerakan anti-korupsi. Aktivis tersebut berusaha membongkar korupsi di kalangan kepolisian. Entah ada hubungannya, orang tersebut mengalami luka parah akibat apa pemberitaannya.
Kutipan di atas hanyalah dua contoh di antara begitu banyak kasus di mana orang-orang kaya dan penguasa salah dalam menggunakan materi dan kekuasaan yang diberi Tuhan kepada mereka. Yang seharusnya apa yang mereka terima musti digunakan untuk keadilan dan kesejahteraan kebanyakan manusia malah mereka gunakan untuk penindasan dan kenikmatan mereka semata.
Maka Tuhan mengingatkan kita bahwa atas apa yang kita lakukan dalam hidup ini terhadap orang-orang kecil, semua itu bukan tanpa pembalasan. Allah sendiri yang bertindak untuk membela orang-orang kecil dan melawan orang-orang kaya penindas yang tahunya hanya hidup bermewah-mewah di atas penderitaan dan ketidak-adilan.
Saatnya kini para pemodal (kapitalis) dan orang beruang melihat para buruh sebagai mitra usaha, bukan selaku alat yang dapat diperlakukan sekehendak hati.
Selamat Hari Minggu !

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS